Jumat, 12 Desember 2025

Peduli Korban Banjir, Pelindo Regional 1 Berangkatkan Relawan dan Salurkan Bantuan ke Aceh Tamiang

Medan, Amphibi News.com -  PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Regional 1 secara simbolis melepas 6 relawan dari total 20 relawan yang akan diberangkatkan untuk membantu penanganan bencana banjir di Aceh Tamiang. Prosesi pelepasan simbolis dilaksanakan pada Jumat, 12 Desember 2025, pukul 14.00 WIB, bertempat di Kantor Ex Pelindo Regional 1, Jalan Krakatau No. 100, Medan.

Dua puluh relawan tersebut nantinya akan bertugas di Aceh Tamiang pada lokasi terdampak dengan fokus pada penyediaan dapur umum, aktivasi sumur yang masih dapat dimanfaatkan, pembersihan area permukiman, serta pendistribusian makanan dan air bersih kepada masyarakat terdampak. Misi kemanusiaan ini dijalankan melalui kerja sama dengan Baitulmaal Muamalat untuk memastikan penyaluran bantuan berjalan efektif dan tepat sasaran.

Selain pengiriman relawan, Pelindo Regional 1 juga menyalurkan bantuan logistik untuk mendukung kebutuhan dasar warga terdampak banjir. Bantuan tersebut meliputi selimut, popok, tikar, lilin, senter, vitamin, obat-obatan, serta pakaian dalam untuk anak-anak dan dewasa. Seluruh bantuan ini diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat selama masa tanggap darurat.

Di lain kesempatan, Executive Director 1 Regional 1, Jonedi Ramli, menyampaikan bahwa pengiriman relawan dan bantuan logistik ini merupakan wujud komitmen Pelindo untuk terus hadir membantu masyarakat dalam situasi darurat. Ia menegaskan bahwa sinergi dan kepedulian menjadi kunci bagi Pelindo dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat terdampak bencana.

Pelepasan relawan beserta bantuan kemanusiaan ini menjadi bentuk kepedulian Pelindo Regional 1 dalam mendukung percepatan pemulihan serta membantu meringankan beban warga Aceh Tamiang akibat banjir.(Leo/red).

Pemprov Sumut Gelar Rapat Koordinasi Bantuan Bencana, Pelindo Regional 1 Pastikan Kesiapan Pelabuhan Belawan

Medan, Amphibi News — Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Sekretariat Daerah menggelar Rapat Koordinasi Bantuan Bencana terkait kedatangan logistik bantuan dari Kementerian Pertanian yang diangkut menggunakan Kapal Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh dan direncanakan tiba di Pelabuhan Belawan.

Rapat yang digelar pada Kamis, 11 Desember 2025, pukul 09.00 WIB di Posko Tanggap Darurat Bencana Provinsi Sumatera Utara, Jalan A.H. Nasution No. 7 Medan, membahas aspek teknis pembongkaran (unloading) bantuan setibanya di pelabuhan.

Dalam kegiatan tersebut, Executive Director 1 Regional 1 PT Pelabuhan Indonesia (Persero), Jonedi Ramli, turut hadir dan menegaskan kesiapan Pelabuhan Belawan dalam mendukung kelancaran proses bongkar muat bantuan.

> “Pelabuhan Belawan telah kami siapkan untuk mendukung proses pembongkaran bantuan dari Kementerian Pertanian. Kami memastikan seluruh fasilitas dan koordinasi operasional berjalan optimal agar distribusi bantuan dapat segera dilakukan kepada pihak yang membutuhkan,” ujar Jonedi Ramli.



Ia menambahkan bahwa Pelindo Regional 1 terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, TNI, dan pihak terkait lainnya untuk memastikan seluruh tahap penanganan bantuan berlangsung aman, cepat, dan terkoordinasi.

Selain Pelindo Regional 1, rapat juga dihadiri oleh Dankodaeral I, Asintel Dankodaeral I, Asops Dankodaeral I, Perwira TNI pendamping swasembada pangan Prov. Sumut, Kepala bidang modernisasi pertanian selaku Pj satgas swasembada pangan Prov. Sumut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Prov. Sumut
Dan Peserta undangan rakor lainnya.

Pemprov Sumut berharap melalui koordinasi ini, proses penyaluran bantuan dapat berjalan efektif dan tepat sasaran bagi masyarakat terdampak bencana.(Leo/Blw).

Kamis, 11 Desember 2025

Nasabah BPR KR Indramayu Desak Kejati Usut Pihak Eksternal Pada Kasus Korupsi Kredit Fiktif

Bandung, Amphibi News — Aliansi Nasabah Karya Remaja Indramayu (ANKRI) menyesalkan aparat penegak hukum terkait belum tuntasnya penyelesaian hak-hak nasabah BPR KR Indramayu, dan masih mengalami ketidakjelasan hingga saat ini.

Selain persoalan internal BPR dan korupsi yang menyebabkan kerugian negara mencapai Rp 230 miliar tersebut, ANKRI menyoroti keterlibatan pihak eksternal dalam praktik kredit fiktif bernilai besar namun masih belum diseret ke meja peradilan. 

Pada 26 Juni lalu, Kejaksaan Tinggi Jawa Barat telah menetapkan 3 tersangka yang terbukti secara hukum melakukan korupsi pada kasus BPR KR Indramayu. Ketiganya yaitu eks direksi pada lembaga tersebut. Atas kesalahannya, ketiganya dilakukan penahanan berdasarkan surat perintah penyidikan Nomor Print-539/m.2/Fd.2/03/2025 tanggal 10 Maret 2025.

Dalam keterangan yang diterima redaksi, ANKRI menyebut bahwa terdapat dugaan kredit bernilai sekitar Rp 25 miliar yang melibatkan pihak eksternal berinisial HH, dikenal dengan alias “Upin Ipin”, yang disebut berhasil mengakses kredit hanya dengan jaminan berupa satu unit sepeda motor dan satu rumah dengan nilai agunan yang jauh di bawah plafon kredit. Hingga rilis ini dibuat, pihak yang tersebut seperti tidak memiliki itikad untuk pengembalian. 

ANKRI menegaskan bahwa informasi mengenai HH alias Upin Ipin ini merupakan laporan internal BPR serta hasil investigasi yang beberapa kali disebutkan oleh pihak internal BPR, persoalan ini memerlukan penyelidikan lebih jauh dan ketegasan aparat penegak hukum.

Koordinator ANKRI, Andika Prayoga, dalam pernyataan tertulisnya menyampaikan bahwa persoalan di BPR KR Indramayu bukan hanya menyangkut tata kelola internal, tetapi juga berdampak langsung terhadap nasabah yang merasa dirugikan.

“Hingga hari ini, penyelesaian hak nasabah yang menjadi korban belum menunjukkan titik terang dan penyelesaian. Kami menilai ada persoalan serius dalam tata kelola serta pengawasan lembaga keuangan daerah ini, sehingga kami menuntut kejelasan,” ujar Andika (11/12).

ANKRI secara tegas meminta Kejaksaan Tinggi Jawa Barat untuk melakukan penyelidikan menyeluruh atas dugaan tindak pidana perbankan atau praktik kredit fiktif di BPR KR Indramayu. Mengusut tidak hanya pada pihak internal, tetapi juga seluruh pihak eksternal yang diduga terlibat, termasuk terlapor berinisial HH alias “Upin Ipin”.

Andika juga menegaskan agar mengutamakan pemulihan hak nasabah yang hingga kini belum mendapatkan kejelasan penyelesaian. Pihaknya menyesalkan apabila pihak eksternal yang diduga menikmati fasilitas kredit bernilai besar dengan agunan minim masih bebas berkegiatan di Indramayu, sementara nasabah terus menunggu keadilan. 

“Kami tidak ingin kasus ini berhenti pada level administrasi. Jika ada dugaan tindak pidana, maka harus diusut sampai tuntas demi menjamin integritas lembaga keuangan daerah dan perlindungan masyarakat, hingga saat ini kami nasabah yang menjadi korbannya” tegas Andika Prayoga.

Andika menutup pernyataannya dengan mengajak seluruh nasabah dan masyarakat Indramayu yang menuntut ketegasan dan kejelasan agar membarengi pihaknya unjuk rasa di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat pada hari Senin tanggal 15 pekan depan. 

"Kami menanti kejelasan nasib kami agar diberikan keadilan. Kami mengajak seluruh nasabah dan masyarakat yang prihatin untuk dapat membersamai gerakan kami, kami akan demo di Kejati Jabar Senin depan" tutup Andika.(Red).

Selasa, 09 Desember 2025

Peluk Duka Warga Malalo, Relawan Amphibi Sumbar Hadir hingga ke Rumah-Rumah Terdampak Galodo

TANAH DATAR, Amphibi News — Tangis haru seorang ibu pecah saat menerima bantuan dari relawan. Rumah yang selama ini menjadi tempat berteduhnya kini hanya menyisakan dinding yang nyaris roboh dan lumpur setinggi lutut. “Kami benar-benar tidak tahu harus memulai dari mana,” ucapnya dengan suara terbata.

Kisah ini menjadi salah satu potret luka warga Malalo Tigo Jurai, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, usai dihantam banjir bandang (galodo) beberapa waktu lalu.

Melihat kondisi tersebut, Aliansi Masyarakat Pemerhati Lingkungan Hidup & B3 Indonesia (Amphibi) Wilayah Sumatera Barat datang tidak hanya membawa bantuan, tetapi juga pelukan kekuatan dan empati.

Relawan Sisir Titik Terparah

Pada Sabtu (06/12/2025), Ketua Amphibi Sumbar, Lingga Ananda, memimpin langsung rombongan relawan menuju Dusun Muaro Ambius yang menjadi salah satu titik kerusakan terparah. Mereka menyalurkan bantuan berupa pangan, pakaian layak pakai, hingga kebutuhan mendesak lainnya.

Rombongan juga menggandeng Laskar Merah Putih (LMP) Sumbar dan LSM QBar untuk memaksimalkan evakuasi material dan pemulihan rumah warga.

“Kami turun langsung karena kami ingin melihat dan merasakan apa yang mereka rasakan. Semoga bantuan dan tenaga ini menjadi penyemangat untuk bangkit,” ujar Lingga.

Harapan di Tengah Puing

Selain menyerahkan bantuan di Posko Tambasa dan Posko 05 Muaro Ambius, relawan ikut membantu membersihkan rumah yang tertimbun lumpur, mengembalikan barang warga yang masih bisa diselamatkan, hingga menghibur anak-anak yang terdampak.

Wakil Ketua Amphibi Sumbar, Yanti Dewi Murni, menuturkan bahwa banyak anak mengalami trauma karena melihat banjir besar datang tiba-tiba dari arah bukit.

“Trauma mereka lebih dalam dari yang kita bayangkan. Kami berusaha menciptakan suasana yang membuat mereka merasa aman,” ujarnya.

Bagi sebagian warga, bantuan dan perhatian para relawan menjadi energi baru untuk mulai menata hidup yang porak-poranda.

Pelajaran dari Alam

Sekretaris Wilayah Amphibi Sumbar, Roni Pasla, menekankan bahwa pemulihan lingkungan harus berjalan seiring dengan pemulihan kehidupan warga.

“Galodo bukan hanya bencana, namun sinyal keras dari alam. Kita harus memperbaiki hulu dan DAS untuk masa depan Malalo,” katanya.

Amphibi memastikan akan terus hadir dalam pendampingan, terutama dalam upaya konservasi lingkungan dan kesiapsiagaan bencana.

Solidaritas yang Menguatkan

Bantuan yang disalurkan berasal dari donasi masyarakat selama satu minggu. Ketulusan dukungan publik tersebut menjadi bukti bahwa empati tidak mengenal jarak.

Ketua Amphibi Sumbar menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah menjadi bagian dari gerakan kemanusiaan ini.

“Kita mungkin tidak bisa menghapus luka sepenuhnya, tapi kita bisa memastikan mereka tidak menghadapinya sendirian,” tutur Lingga.(Leo/Red).

Kolaborasi Rescue: Amphibi Sumbar, LMP dan LSM QBar Bantu Pemulihan Malalo Terdampak Galodo

TANAH DATAR, Amphibi News — Dukungan untuk korban banjir bandang (galodo) di Malalo, Kabupaten Tanah Datar terus mengalir. Aliansi Masyarakat Pemerhati Lingkungan Hidup & B3 Indonesia (Amphibi) Wilayah Sumatera Barat menggandeng Laskar Merah Putih (LMP) dan LSM QBar dalam gerakan kemanusiaan membantu pemulihan daerah terdampak.

Sabtu (06/12/2025), Amphibi menyerahkan langsung bantuan yang berasal dari donasi publik yang dihimpun selama sepekan. Bantuan berupa sembako, logistik dan pakaian layak pakai disalurkan ke Posko Bencana di Guest House Tambasa serta Posko 05 Muaro Ambius, Nagari Guguak Malalo, Kecamatan Batipuh Selatan.

Ketua Amphibi Sumbar, Lingga Ananda, menjelaskan bahwa aksi ini bukan hanya soal menyalurkan bantuan materi, tetapi bagian dari langkah nyata komunitas pecinta lingkungan yang terpanggil melihat dampak kerusakan alam dan kehidupan masyarakat di sekitar Danau Singkarak.

“Bencana ini mengingatkan kita bahwa menjaga alam bukan pilihan, melainkan keharusan. Kami berharap bantuan ini dapat menguatkan para penyintas, sekaligus menjadi motivasi bersama memperbaiki lingkungan,” ujarnya.

Turun Membantu Pemulihan Rumah Warga

Tak hanya memberikan bantuan logistik, relawan Amphibi dan LMP juga turun langsung membantu membersihkan rumah warga yang dipenuhi material lumpur dan kayu-kayu besar.

Kondisi di Dusun Muaro Ambius tergolong paling parah. Banyak rumah yang masih tertutup lumpur, bahkan beberapa warga masih mencari barang-barang yang bisa diselamatkan. Amphibi menilai pemulihan fisik dan psikologis warga membutuhkan waktu cukup panjang.

Wakil Ketua Amphibi Sumbar, Yanti Dewi Murni menyebut kolaborasi antarorganisasi menjadi kunci mempercepat pemulihan.

“Kami bergerak untuk memperkuat harapan warga. Selama masyarakat butuh, kami akan terus hadir,” katanya.

Perhatian pada Konservasi dan Mitigasi Bencana

Sekretaris Wilayah Amphibi Sumbar Roni Pasla mengungkapkan, wilayah hulu dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Malalo harus menjadi perhatian bersama agar potensi bencana serupa dapat diminimalisir.

Amphibi menekankan pentingnya rehabilitasi lingkungan serta sinergi antar pihak untuk membangun sistem mitigasi yang lebih kuat.

“Belajar dari bencana adalah langkah awal untuk melindungi generasi selanjutnya,” tambah Roni.

Relawan berharap dukungan masyarakat dan pemerintah terus berlanjut hingga kehidupan warga benar-benar pulih.(Leo/red).

Pasca Banjir, Jln Rusak Kapten Rahmadbuddin Perlu Perbaikan

Marelan, Amphibi News – Pasca banjir jalan besar Kapten Rahmadbuddin mengalami rusak parah alias Kupak- Kapik sangat sulit di lalui kenderaan bermotor.

Hal itu sesuai amatan terkini media online ini, Selasa (09/12/2025) tampak kondisi kerusakan badan jalan Kapten Rahmadbuddin sudah berlobang- lobang sangat membahayakan pengguna jalan.

Parahnya lagi sewaktu sore hari jalan rusak tersebut sangat menganggu sekali ditengah ramainya pasar kaget di pinggir jalan.

” Pemerintah harus segera tanggap untuk segera memperbaiki kondisi jalan rusak di Jalan Kapten Rahmadbuddin Marelan karena kondisi jalan rusak sudah menahun bahkan sudah banyak yang mengalami kecelakaan”, ungkap Irwan S Pane selaku tokoh Pers masyarakat Marelan.(Leo/red).

Peringati Hakordia, Pelindo Regional 1 Perkuat Budaya Antikorupsi

Medan, Amphibi News— Dalam semangat menjaga transparansi dan mewujudkan budaya kerja bersih, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 1 menyampaikan ucapan selamat memperingati Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2025. Melalui pesan “Satukan Aksi Basmi Korupsi”, Pelindo Regional 1 menegaskan komitmennya untuk terus membangun lingkungan kerja yang bebas dari praktik korupsi serta mendorong seluruh insan kepelabuhanan untuk menjunjung tinggi etika profesi.

Momentum Hakordia bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi menjadi pengingat penting bagi seluruh pegawai Pelindo Regional 1 agar tetap mengutamakan integritas dalam setiap proses pelayanan dan operasional kepelabuhanan. Komitmen ini juga sejalan dengan upaya nasional yang melibatkan berbagai lembaga, termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dalam memperkuat tata kelola yang bersih, transparan, dan akuntabel.

Executive Director 1 Regional 1, Jonedi Ramli menegaskan bahwa peringatan Hakordia menjadi momentum strategis bagi Pelindo dalam menanamkan nilai-nilai integritas secara lebih kuat di internal perusahaan. “Kami ingin memastikan setiap insan Pelindo memahami bahwa integritas adalah landasan utama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hakordia bukan hanya simbol, tetapi pengingat bagi kita semua untuk bekerja secara transparan, profesional, dan bebas dari praktik-praktik yang merugikan negara,” ujar Jonedi. 

Ia menambahkan bahwa Pelindo Regional 1 juga terus mendorong langkah-langkah preventif melalui penguatan sistem pengawasan internal, peningkatan literasi antikorupsi, serta penerapan standar operasional yang lebih ketat di seluruh lini pelayanan. “Semangat ini harus dijaga bersama. Tanpa integritas, kemajuan perusahaan dan peningkatan kualitas pelayanan publik tidak mungkin tercapai,” lanjutnya.

Dengan semangat Hakordia 2025, Pelindo Regional 1 berharap seluruh pegawai dapat menjadi contoh nyata dalam mempraktikkan nilai antikorupsi dan membangun lingkungan kerja yang berintegritas, sehingga industri kepelabuhanan Indonesia semakin maju, bersih, dan berdaya saing.(Leo- Amphibi).